Literasi tak hanya baca-tulis. Dalam praktiknya, narasumber Berbincang Buku Barang Komunitas Menulis (Berkomunlis) #2, Yona Primadesi menyampaikan jika literasi menyangkut banyak aspek. “Baca tulis hanya salah satunya, yang kemudian mesti dikembangkan lagi menjadi baca, kaji, hitung, nalar, kritis tulis dan komunikatif.”
Dosen Universitas Negeri Padang ini membius puluhan peserta yang hadir –yang kebanyakan terdiri dari para pelajar. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Komunitas Menulis (Komunlis) Kota Probolinggo, Kamis (22/2) lalu, berlangsung di Halaman TB. Togamas Probolinggo. Bincang buku karyanya, Dongeng Panjang Literasi Indonesia dan putrinya Abinaya Ghina Jamila, Resep Membuat Jagat Raya.
Founder Komunlis, Stebby Julionatan saat ditanya Suara Kota mengenai tujuan bincang buku tersebut menjawab jika pihaknya ingin mendekatkan anak-anak tersebut pada mimpinya.
“Di Probolinggo ini lumayan banyak yang suka baca, banyak yang suka nulis. Lalu selanjutanya apa? Di manakah karya mereka bisa bermuara? Tidak banyak tempat, kesempatan dan fasilitas yang bisa digunakan untuk menampung karya mereka. Sekolah sekali pun. Bisa kita hitung berapa sekolah yang punya produk majalah sekolah? Dan berapa kali terbit sih dalam setahunnya?” Tanyanya
Nah, masih menurut Stebby, karena jurang tersebut mereka jadi jauh dengan impian mereka. Saya harap kehadiran penulis-penulis ini bisa menginspirasi hal tersebut. Mereka bisa bertemu langsung, bersosialisasi, dengan sosok yang mereka kagumi. Bagaimana sih cara menjadi seorang penulis itu? Apa yang mereka, para penulis, lakukan sehingga bisa seperti itu?
Berkomunlis sendiri sudah 2 kali dilaksanakan. Sebelum Yona, 10 Februari 2018, Komunlis juga telah menghadirkan penulis Tanjung Kemarau, Royyan Julian. Penulis kelahiran Pamekasan yang baru saja meluncurkan buku kumpulan puisinya, Biografi Tubuh Nabi ini mengajarkan para peserta Berkomunlis untuk peka menangkap persoalan sekitar, khususnya masalah budaya dan lingkungan. (tby)
peer kita masih banyak yah