budaya, cinta, motivasi, pariwisata, renungan

Surat untuk Bapak Sekda Kota Probolinggo


SARAN & MASUKAN SEPUTAR PELAKSANAAN SEMIPRO 2010:

Berdasarkan surat dari Bapak Sekretaris Daerah Kota Probolinggo tertanggal 22 Juli 2010, nomor: 050 / 555/ 425.112 / 2010 , Perihal: Permintaan Masukan / Saran Pelaksanaan SEMIPRO Tahun 2010 maka dengan ini saya mewakili Paguyuban Kang Yuk Kota Probolinggo menghaturkan terimakasih yang sebesar-besarnya karena kami diberi kesempatan dan untuk menyampaikan masukan atau saran dalam pelaksanaan kegiatan SEMIPRO yang sedianya telah berlangsung dari tanggal 26 Juni – 3 Juli 2010.

Namun sebelumnya kami juga mohon maaf, karena sedianya Bapak Sekretarias Daerah Kota Probolinggo sampai perlu membuat surat susulan, tertanggal 13 Agustus 2010, Nomor: 050 / 1767 / 425.112 / 2010, Perihal: Susulan I untuk mengingatkan kami tentang permintaan dimaksud agar dapat dicukupi seblum tanggal 20 Agustus 2010 karena sedianya kami memang benar-benar tidak dan belum menerima surat Bapak yang pertama tersebut.

Kegiatan Seminggu di Kota Probolinggo (SEMIPRO) Tahun 2010 ini, yang pelaksanaannya dibarengi dengan dua agenda kegiatan yang lain yaitu Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) V dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI) VII sungguh merupakan gelaran atau event yang akbar. Betapa tidak, dalam gelaran SEMIPRO yang sudah berlanggsung dari tanggal 26 Juni – 3 Juli 2010 tersebut telah mampu menyita mata masyarakat Indonesia, setidaknya di wilayah regional Jawa Timur sendiri untuk tahu apa itu Kota Probolinggo dan ada apa di Kota Probolinggo. Namun tentu, kami paham bahwa gelaran seakbar SEMIPRO tersebut tidaklah luput dari berbagai kelemahan-kelemahan. “Tak ada gading yang tak retak.” Menurut sebuah pepatah. Maka dari itu melalui lampiran surat yang tak seberapa berharga ini,  kami ingin berpartisipasi menuangkan ide-ide kami, urun rembug, memberikan masukan, saran dan pendapat dari kacamata umum khususnya melalui sudut pandang generasi muda pada celah yang ada pada pelaksanaan kegiatan SEMIPRO.

Ini bukan berarti pelaksanaan SEMIPRO berjalan tidak baik. Bukan tujuan kami pula untuk mengkritik habis-habisan, menghina, meledek atau bahkan merendahkan Panitia Penyelenggara Kegiatan SEMIPRO yang notabene adalah Dinas Pemuda, Olah Raga, Budaya dan Pariwisata (DISPOBPAR), “ayah” kami sendiri. Tapi tujuan kami adalah untuk menunjukkan dimana letak celah tersebut dan bersama-sama memperbaikinya agar agenda tahunan Kota Probolinggo SEMIPRO ini semakin baik lagi di tahun-tahun mendatang dalam pelaksanaannya.

Dan inilah beberapa hal yang menurut kami perlu untuk diperbaiki:

  1. Membuat lomba-lomba yang lebih berbobot.
    Kegiatan lomba-lomba seperti lomba menyanyi dan modeling yang dipusatkan di Musium Kota Probolinggo (eks. Gedung Graha Bina Harja) yang dilaksanakan oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Probolinggo yang bekerja sama dengan Toko Buku Togamas, kami rasakan tanggung dan terkesan asal-asalan saja baik dari segi konsep maupun peserta yang mengikuti lomba tersebut. Kami menginginkan lomba yang lebih berbobot. Misal untuk lomba menyanyi , sekalian saja langsung diadakan Probolinggo Idol atau Lomba Cipta Lagu dengan tema Promosi Objek Daya Tarik Pariwisata (ODTW) Kota Probolinggo dengan memperebutkan Piala Walikota.
  2. Lebih menekankan pada lomba (yang nantinya) ingin diunggulkan sebagai Icon Kota Probolinggo.
    kerapan_kambing
    Keberadaan Kerapan Kambing dan Petik Laut misalnya, baik dari segi promosi, jumlah maupun kemeriahan harusnya bisa semakin ditingkatkan agar merangsang jumlah dan kualitas peserta yang berpartisipasi dalam kerapan tersebut. Sangat disayangkan kalau misalnya Kerapan Kambing dan Petik Laut yang selama ini sudah menjadi Icon Pariwisata Kota Probolinggo keberadaannya harus dinisbihkan oleh ragam kegiatan yang lain agar agenda SEMIPRO terkesan padat.
  3. Hilangnya Kobuda.
    kobuda
    Meski Kobuda (Kontes Busana Daun) pada hakikatnya adalah mencontoh kegiatan Jember Fashion Carnival (JFC) di Jember namun pada pelaksanaan perdananya, setahun yang lalu, Kobuda mampu menyerap antusiasme warga bahkan para wisatawan untuk datang dan menyaksikan event tahunan tersebut. Ini peluang. Ini aset budaya Pemerintah Kota Probolinggo. Dan kenapa harus hilang?
  4. Lebih mengangkat Budaya Lokal.
    ogoh_ogoh
    Saya mewakili Paguyuban Kang dan Yuk tidak melarang adanya budaya luar, di luar Probolinggo, (misal: dari Bali, Ponorogo maupun Madura) yang ikut berpartisipasi menjadi peserta kirab dalam kegiatan Kirap Budaya Daerah-daerah tanggal 1 Juli 2010 kemarin, namun saya berharap Probolinggo dapat mencontoh Bali (yang memang sudah menjadi pusat pariwisata Indonesia) ketika mereka menggelar kegiatan Pawai Ogoh-ogoh. Nuansa Bali tetap Berjaya meski tak sedikit Ogoh-ogoh mereka yang dipadukan dengan tokoh-tokoh modern. Saya berharap Probolinggo dapat mencontoh itu, Musik Ronjengan dan Musik Dug-dug tidak kehilangan auranya meski bertumpang tindih dengan budaya nasional lain yang diangkat oleh peserta pawai.
  5. Lebih memberdayakan Masyarakat Lokal.
    Ini yang paling saya sesalkan, dari tahun ke tahun pelaksanaan event SEMIPRO, tak jarang masyarakat lokal Kota Probolinggo harus kalah bersaing dan tergerus oleh masyarakat luar dan pendatang. Baik itu dari para pedagang kaki lima-nya, UKM-nya, bahkan para pengisi acara kegiatan (misal band, modern dance atau MC Acara). Sepertinya Panitia Penyelenggara atau siapapun yang terlibat lebih senang menggunakan bintang tamu dari luar kota seperti Malang atau Surabaya yang memang lebih professional ketimbang membibit dan mendidik masyarakat lokal untuk (kedepannya) mampu bersaing dengan peserta dari luar kota tersebut. Hal ini pula yang senantiasa dirasakan oleh anggota Paguyuban Kang dan Yuk Kota Probolinggo. Kami merasa percuma dilaksanakan ajang pemilihan Duta Wisata, Kang dan Yuk Kota Probolinggo atau pelaksanaan kompetisi sejenis seperti Putri Lingkungan maupun Duta Anti Narkoba Kota Probolinggo yang menghabiskan anggaran daerah APBD sedemikian besarnya jika di dalam pelaksanaannya, dalam agenda-agenda atau acara-acara yang dimiliki oleh Pemerintah Kota Probolinggo kami-kami ini tidak diikutsertakan.
  6. Lomba Artikel Probolinggo Masa Depan dipublikasikan.
    Sebagai sumbangsih Masyarakat Kota Probolinggo terhadap pemerintah dan kotanya dalam bentuk artikel (yang berisi tentang bagaimana visi dan harapan masyarakat kota probolinggo terhadap pemerintahan dan kotanya), ternyata tak banyak Masyarakat Kota Probolinggo (bahkan saya yang saat ini bekerja sebagai Staff di Humas dan Protokol Kota Probolinggo) yang tahu tentang mengenai hal ini. Padahal unsur utama pembangunan adalah dukungan seluruh masyarakatnya dalam menerjemahkan program-program pemerintah tersebut secara sederhana dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kami berharap, pada event SEMIPRO tahun depan, Artikel Probolinggo Masa Depan ini dapat dipublikasikan ke masyarakat umum melalui media-media yang ada.
  7. Kemeriahan lampu hias dan umbul-umbul harus lebih banyak dan meriah ketimbang acara-acara sebelumnya.
  8. Papan Informasi dan Petunjuk Jalan.
    Ini hanyalah unsur pendukung yang sebenarnya remeh, tapi amat sangat penting keberadaannya. Mungkin karena dalam gelaran SEMIPRO tahun ini gelaran acaranya dilaksanakan bersamaan dengan KIM dan APEKSI sehingga banyak warga masyarakat yang mengalami kebingungan lalu bertanya: “Pameran SEMIPRO-nya itu di mana?” Padahal sebagaimana kita ketahui bersama bahwa SEMIPRO bukanlah sekedar ajang pameran. Semipro adalah rangkaian kegiatan selama satu minggu yang ada di Kota Probolinggo dalam rangka memperingati hari jadi Kota Probolinggo juga untuk mempromosikan ODTW yang ada di Kota Probolinggo kepada khalayak, nah untuk inilah diperlukan Papan Informasi untuk lebih memberikan pemahaman kepada warga masyarakat Kota Probolinggo sendiri dan para wisatawan. Sedangakan keberadaan petunjuk jalan adalah membantu dan memudahkan para wisatawan yang memang tidak pernah berkunjung ke Kota Probolinggo dalam menemukan spot atau titik-titik dimana berbagai rangkaian kegiatan SEMIPRO itu digelar.
  9. Melibatkan pihak sekolah.
    Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa lembaga pendidikan yang bernama sekolah itu memiliki power, memiliki kuasa dan masa golongan muda yang tak sedikit jumlahnya. Dan menurut kami, kekuatan dan potensi adidaya  yang ada di sekolah tersebut perlu digunkan dan dimanfaatkan untuk dapat menyemarakkan keberadaan SEMIPRO, terutama (memang) bagi sekolah-sekolah yang berbasis Pariwisata. SMK Negeri 3 Kota Probolinggo, misalnya. Peran serta dan partisipasi warga sekolah dapat dibangun dengan memberikan informasi dan pembinaan terhadap semua sekolah yang ada di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo, dari tingkat SD sampai SMA, agar mereka turut merasa memiliki sebuah agenda kota yang dinamakan SEMIPRO itu.

Demikianlah Bapak Sekretariat Daerah Kota Probolinggo, saran dan masukan yang dapat kami sampaikan dalam Rangka Pelaksanaan Kegiatan SEMIPRO 2010. Kami berharap masukan dan saran ini dapat dipertimbangkan dan dipergunakan sebagai Bahan Evaluasi Pelaksanaan SEMIPRO 2010.